Adab Mengaji Al-Qur’An Berdasarkan Kiai Arwani
Bismillahiirrahmanirrahim
Sopan santun/tata cara membaca Al-Qur’an itu banyak sekali. Adapun cara yang paling baik ialah harus tubuh higienis juga pakaiannya, serta wajib suci yakni berwudlu lebih dahulu, duduk yang baik, damai anggota badannya dan damai hatinya dan harus nrimo membacanya hanya alasannya yakni Allah. Lebih utama dibaca diwaktu sholat atau setelah sholat. Lebih baik lagi membacanya diwaktu malam hari, lebih-lebih setelah tengah malam.
Kalau akan membaca Al-Qur’an lebih dahulu membaca ” اعوذ بالله من الشيطان الرجيم“ dan membacanya yang terperinci (tartil), terperinci tiap-tiap hurufnya, dibaca berdasarkan makhroj dan sifat-sifat hurufnya begitu juga tajwidnya harus yang benar, dan harus dijaga waqof (berhenti) washolnya (sambung). Kalau semestinya waqof maka harus diwaqofkan, sebaliknya jikalau washol maka harus diwasholkan.
Adapun hal-hal yang memudahkan kita untuk mengetahui mana yang sebaiknya waqof atau washol itu kita harus memperhatikan pada gejala waqof atau washol yang sudah ditulis oleh para ulama Ahli Qur’an pada ayat-ayat Al-Qur’an. Kalau kita mau memakai gejala tadi, Insya Allah kita sanggup dengan gampang memahami arti Al-Qur’an.
Wajib bagi orang yang membaca Al-Qur’an atau yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an untuk mengatakan hati dan pikirannya kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca atau didengarnya, biar sanggup memahami arti atau maksud yang terkandung dalam Al-Qur’an. Inilah tujuan dan maksud Al-Qur’an dibaca dan didengarkan, dan orang yang membaca Al-Qur’an atau mendengarkannya jikalau ada ayat-ayat yang sifatnya memerintah, harus merasa bahwa dirinyalah yang diperintah itu, dan sebaliknya jikalau ada ayat-ayat yang sifatnya mencegah maka harus merasa bahwa dirinyalah yang dicegah itu.
Orang yang beruntung yakni orang yang mau mendapatkan anutan Al-Qur’an serta Al-Qur’an dipakai sebagai dasar pokok untuk menjalankan ibadah dan mencari penghidupan, hubungannya sesama insan didasarkan atas dasar hukum-hukum Al-Qur’an, dan sanggup membedakan perintah Al-Qur’an, mana yang halal dan mana yang haram.
Sabda Rasulullah:
“Kitab Al-Qur’an itu memuat dongeng ihwal berita-berita besar sebelum kalian, dan kabar setelah kalian, dan aturan perkara diantara kalian, dan ia yakni (firman) yang memisahkan (antara yang hak dan yang bathil), bukan senda gurau, barangsiapa meninggalkannya alasannya yakni bersikap sombong, maka Allah akan membinasakannya, dan barangsiapa mencari petunjuk pada selainnya, maka Allah akan menyesatkannya, ia yakni tali Allah yang kokoh, dan ia yakni Dzikrul Hakim (peringatan yang bijaksana), dan ia yakni jalan yang lurus, yang dengannya keinginan-keinginan tidak akan menyimpang dan dengannya lisan-lisan tidak akan samar, dan para ulama tidak pernah puas dari (membaca)nya, dan tidak lama meski sering diulang-ulang. (HR. Tirmidzi dan Darimi).”
Wallahu A’lam
Comments
Post a Comment