Kisah Mayat Dalam Kubur Yang Berpindah Dari Turki Ke Madinah

Pentingnya mengikat batin dan ruh kita biar senantiasa berta'alluq (terhubung) dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demikianlah upaya yang dilakukan oleh para sahabat Nabi yang dengan sukarela ikut berjuang bersama beliau, mengorbankan jiwa, raga, harta dan keluarga mereka biar batin dan ruh mereka selalu sanggup berta'alluq dengan beliau, sehingga kelak berhak mendapat syafa’at dan tetap sanggup berkumpul bersama beliau.

Diceritakan, bahwa beberapa tahun silam, ada penduduk Turki (bukan ulama tapi orang biasa) yang dalam kesehariannya sangat menyayangi Rasulullah dan Al-Qur'an, sampai-sampai Mushaf Al-Qur'an dia tulis dengan tangannya sendiri tanpa satupun ditemukan kesalahan, dan ia berpesan pada anaknya jikalau suatu dikala ia meninggal dunia, Mushaf Al-Qur'an itu harus ikut dikuburkan bersamanya, kemudian dikala ayahnya wafat, dia pun melakukan wasiat tersebut. 

Pada suatu hari, sang anak diberi anugerah Allah sanggup berziarah ke makam Rasulullah di Madinah, pada waktu itu ia ingin berbelanja, dan tibalah pada sebuah toko yang menjual aneka macam macam Mushaf Al-Qur'an, sehabis usang menentukan Mushaf, jatuhlah pilihannya pada sebuah Mushaf Al-Qur'an yang sama persis dengan apa yang pernah ditulis oleh ayahnya dulu. Karena penasaran, dia pun bertanya pada pemilik toko, kemudian ia bercerita bahwa Mushaf Al-Qur'an itu didapatkan dari seseorang yang menjual kepadanya, kemudian sang anak bertanya perihal identitas dan alamat orang tersebut. 



Singkat cerita, bertemulah ia dengan seorang lelaki penggali kubur, kemudian diceritakanlah asal muasal Mushaf Al-Qur'an itu yang ternyata didapatkan dari salah satu kuburan, lantaran leleki itu terdesak kebutuhan, maka dijuallah Mushaf Al-Qur'an tersebut. Ia kemudian meminta pada lelaki itu biar ditunjukkan letak kuburan yang dimaksud, untuk memuaskan rasa penasarannya. Maka ia pun meminta pada lelaki tersebut biar kuburan itu digali lagi, dikala digali betapa kagetnya ia, lantaran di dalamnya ada mayat ayahnya yang beberapa tahun silam telah ia kuburkan dengan tangannya sendiri di Turki, namun sekarang mayat bersama Mushaf Al-Qur'annya telah berpindah ke Madinah. Mendengar dongeng tersebut, Sayyid Muhammad Al-Maliki berkomentar dengan mengutip sebuah hadits:

 يحشر المرء مع من أحب 

“Seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang yang dicintainya”.

Wallahu A’lam


Sumber: Disarikan dari Ceramah KH. Abdul Qoyyum Mansur (Gus Qoyyum)

Comments

Popular posts from this blog

Viral How To Cook A Brisket In A Roaster Oven Background

Kisah Karomah Kh. Mahrus Ali Dan Kh. Marzuqi Dahlan

Kisah Keistimewaan Membaca Shalawat Nabi