Posts

Showing posts from October, 2017

Kisah Karomah Kh.M. Ulinnuha Arwani

Image
Sewaktu aku masih mondok di Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an (PTYQ Pusat) Kudus sekitar tahun 2002-2007, aku pernah mendengar kisah dari sopir langsung Buya (KH.M. Ulinnuha Arwani) yang berjulukan Mas Ayi. Mas Ayi yakni santri senior yang juga menjadi khadim di Ndalem Buya. Mas Ayi bercerita: “Suatu hari, aku pernah mengantar Buya ke Jakarta untuk menghadiri suatu acara. Pada ketika gres hingga Kabupaten Karawang, Buya menyuruhku untuk mempercepat kecepatan kendaraan beroda empat sebab waktunya sudah mepet. Saat kendaraan beroda empat melaju dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba dari arah berlawanan ada sebuah bus yang menyalip kendaraan di depannya. Akhirnya, bus itu pun menyerempet kendaraan beroda empat yang ditumpangi Buya, kendaraan beroda empat Buya pun terlempar ke trotoar atau pembatas jalan. Subhanallah, kondisi saya, Buya dan Bu Nyai tidak apa-apa, bahkan mobilnya pun tidak lecet sama sekali. Sebelum goresan itu terjadi, Buya memang sempat menyuruhku untuk memejamkan mata. Ja

Kisah Karomah Kh. Mahrus Ali Dan Kh. Marzuqi Dahlan

Image
Mbah H. Syungeb (Syu’aib), Blengok, Gandusari, Trenggalek, Jawa Timur pernah bercerita ketika takziyah atas meninggalnya salah satu saudaranya, bahwa pada tahun 1974 ia menunaikan ibadah haji yang kebetulan satu pesawat dengan KH. Mahrus Ali, Nyai Hj. Zainab (istri beliau) dan Gus Imam (KH. Imam Yahya Mahrus). Dan, pada animo haji tahun 1974 itulah terjadi petaka jatuhnya pesawat yang membawa jama’ah haji asal Kabupaten Blitar, Jawa Timur  di Colombo (Srilangka) yang lalu semua korbannya dimakamkan di komplek makam Sunan Ampel, tepatnya di samping makam Mbah Bolong. Sebenarnya, Mbah Yai Mahrus beserta keluarga dijadwalkan naik pesawat yang jatuh itu dan ia ketika itu sudah berada di atas pesawat tersebut. Ketika gres saja duduk di dingklik pesawat, tiba-tiba ia berdiri dan bilang kepada Bu Nyai dan Gus Imam, “Ayo mudun, melu penerbangan sak mburine iki, pesawat iki mambu gondho mayit.” (Ayo turun, ikut penerbangan sesudah ini saja, pesawat ini anyir aroma mayit). Kemudian, ia

Kisah Keutamaan Ibadah Sosial

Image
Alkisah, ada spesialis ibadah berjulukan Abu bin Hasyim yang berpengaruh sekali shalat tahajudnya. Hampir bertahun-tahun ia tidak pernah mangkir melaksanakan shalat tahajud. Pada suatu ketika, dikala hendak mengambil wudhu untuk tahajud, Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk di bibir sumurnya. Abu bertanya, “Wahai hamba Allah, siapakah engkau?”. Sambil tersenyum, sosok itu berkata; “Aku yaitu malaikat utusan Allah”. Abu bin Hasyim kaget sekaligus senang sebab kedatangan tamu malaikat mulia. Dia kemudian bertanya, “Apa yang sedang kau lakukan di sini?”. Malaikat itu menjawab, “Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.” Melihat malaikat itu memegang kitab tebal, Abu kemudian bertanya; “Wahai malaikat, buku apakah yang kau bawa?”. Malaikat menjawab; “Ini yaitu kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.” Mendengar tanggapan malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada di situ. Maka ditanyalah malaikat itu. “Wahai malaikat, adakah

Baju Nabi Yang Dapat Menyembuhkan Orang Buta

Image
Suatu hari, ada seorang pengemis mengetuk pintu rumah Rasulullah saw. Pengemis itu berkata: “Saya pengemis ingin meminta sedekah dari Rasulullah. Rasulullah pun bersabda: “Wahai Aisyah, berikan bajuku itu kepada pengemis”. Sayyidah Aisyah pun melakukan perintah Nabi. Dengan hati yang sangat gembira, pengemis itu mendapatkan pertolongan Rasulullah dan eksklusif pergi ke pasar untuk menjual baju Rasulullah tersebut. Pengemis itu berseru mengatakan baju Rasulullah di keramaian pasar: “Siapa yang mau membeli baju Rasulullah?” Maka, dengan cepat berkumpullah orang-orang dan semua ingin membelinya. Ada seorang yang buta mendengar ajakan tersebut, kemudian ia menyuruh budaknya semoga membeli baju Rasulullah itu dengan harga berapapun yang diminta, dan ia berkata kepada budaknya: “Jika kau berhasil mendapatkannya, maka kau merdeka”. Akhirnya, budak itupun berhasil mendapatkannya. Kemudian diserahkanlah baju Rasulullah itu pada tuannya yang buta tadi. Alangkah gembiranya si buta terseb

Nasihat Kehidupan Dari Ronggowarsito

Image
Rejeki iku ora iso ditiru (Rejeki Itu Tidak Bisa Ditiru) Senajan podo lakumu (Walau Jalanmu Sama) Senajan podo dodolanmu (Walau Daganganmu Sama) Senajan podo nyambut gawemu (Walau Pekerjaanmu Sama) Kasil sing ditompo bakal bedo-bedo (Hasil Yang Diterima Akan Berbeda Satu Sama Lain) Iso bedo nèng akèhé bondo (Bisa Lain Dalam Banyaknya Harta) Iso ugo ono nèng roso lan ayemé ati, yaiku sing jenengé bungah (Bisa Lain Dalam Rasa Bahagia Dan Ketenteraman Hati) Kabèh iku soko tresnané gusti kang moho kuwoso (Semua Itu Lantaran Kasih Sayang Dari Tuhan Yang Maha Kuasa) Sopo temen bakal tinemu (Barang Siapa Bersungguh-Sungguh, Akan Menemukan) Sopo wani rekoso bakal nggayuh mulyo (Barang Siapa Berani Bersusah Payah, Akan Memperoleh Kemuliaan) Dudu akèhé, nanging berkahé kang dadèkaké cukup lan nyukupi (Bukan Banyaknya Harta, Melainkan Berkahnya Harta Yang Menjadikan Cukup Dan Mencukupi) Baca juga: Ramalan Ronggowarsito Tentang Zama

Matilah Kalian Sebelum Mati

Image
Ketika seorang murid berjalan mau menuju rumah Sang Gurunya, ia melihat sebuah kejadian. Dilihatnya, ada seorang pak renta sedang dimaki-maki dan dihina oleh orang lain, tetapi pak renta itu hanya membisu dan tidak merespon. Ketika insiden itu usai, murid tersebut mendatangi orang yang dimaki tadi dan bertanya. “ Pak, Anda salah apa, kok hingga dimaki-maki dan dihina oleh orang itu?” tanya si murid Orang renta tersebut menjawab, “Saya tidak tahu...” Murid tersebut bertanya kembali, “Ketika Anda tadi dipermalukan di hadapan orang banyak, Anda dihina dan dimaki-maki, sama sekali Anda tidak merespon, ilmu Anda sudah tinggi sekali?” “Ilmuku biasa saja, saya tidak merespon, lantaran telingaku tuli, tidak dapat mendengar apapun.” jawab orang renta itu. Murid tersebut ingin tau dan bertanya kembali, “Jika memang tuli, tidak dapat mendengar, mengapa Anda dapat mendengar pertanyaanku?” Lalu orang renta tersebut menjawab, “Sudah usang saya terbiasa dengan hal ibarat itu,

Belajar Tawakal Dari Seorang Putri Raja

Image
Raja Syah bin Syuja’ al-Kirmani (Iran) memiliki seorang putri. Para pangeran Kirmani telah tiba untuk melamarnya. Namun, Syah bin Syuja’ al-Kirmani minta kelonggaran selama tiga hari sebelum memberi keputusan. Kemudian ia pergi menjelajah dari masjid ke masjid, kesannya terlihatlah olehnya seorang guru sufi yang sedang shalat dengan khusyu’. Syah bin Syuja’ al-Kirmani dengan sabar menanti si guru sufi selesai dengan shalatnya. Kemudian ia bertanya : “Apakah engkau telah berkeluarga?.” “Belum”, jawab sang guru sufi “Maukah engkau seorang istri yang sanggup membaca Al-Qur’an?,” tanya Syah  “Siapakah yang mau menikahkan putrinya kepadaku? Sedang harta kekayaanku hanya tiga dirham.” sahut sang guru sufi “Akan kuserahkan putriku kepadamu,” jawab Syah “Dari tiga dirham yang engkau miliki itu belanjakanlah satu dirham untuk roti, satu dirham untuk minyak mawar dan selebihnya untuk pengikat tali perkawinan (mahar).” terang Syah Akhirnya mereka sepakat. Mala