Kisah Ibunda Imam Bukhari Bertemu Nabi Ibrahim

Imam Bukhari yaitu salah satu perawi hadis sahih yang lahir di tanah Bukhara, Uzbekistan. Penyusun kitab fenomenal “Sahih al-Bukhari” ini mempunyai nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim ibn al-Mughirah bin Bardizbah. Imam yang lahir pada tanggal 13 Syawwal 194 H. ini pernah mengalami kebutaan di waktu kecil, namun penyakit itu sirna sehabis sang ibunda bermimpi dengan Nabi Ibrahim. Di dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Allah SWT telah mengembalikan penglihatan anakmu, sebab tangisanmu dan banyaknya doa yang engkau lafalkan”.

Dalam usia 10 tahun, ia telah hafal ribuan hadis. Bahkan dalam usia 11 tahun, ia berani mengoreksi seorang ulama yang salah menyebutkan sanad hadis. Pada usia 16 tahun, ia bisa menghafal karya-karya Imam Ibnu al-Mubarak dan Imam Waki’. Ketika menunaikan haji bersama ibu dan saudaranya Ahmad, ia tidak mau pulang dan menentukan menetap di Mekah demi mencari hadis. Menjelang usia 18 tahun, ia sudah mendokumentasikan putusan-putusan sobat Nabi, Thabi’in, dan fatwa-fatwa mereka.
Salah satu karya monumentalnya, al-Tarikh, ditulis di samping makam Rasulullah SAW di tengah malam hari. Saat di Madinah, Imam Bukhari senantiasa menghabiskan malam di samping makam Rasulullah, memanjatkan shalawat dan salam serta bertawassul dan berdoa biar usahanya dimudahkan dan dikuatkan dalam meneliti dan menghimpun hadis-hadis sahih dari Rasulullah.



Di masa kecilnya, ia pernah berbeda pendapat dengan seorang ulama fiqih dari Marwa, sampai ulama fiqih tersebut mengejek Imam Bukhari.

“Sudah berapa kitab yang engkau tulis hari ini?”, tantang ulama fiqih itu dan Imam Bukhari eksklusif menjawab, “Dua kitab dan saya menolak dua hadis tersebut”.

Jawaban itu mengundang gelak tawa hadirin yang menyaksikannya. Namun, ada seorang ulama yang hadir di majelis itu berkata, “Jangan ditertawakan, sebab suatu ketika kalian yang akan ditertawakan olehnya.”

Wallahu A’lam

Comments

Popular posts from this blog

Viral How To Cook A Brisket In A Roaster Oven Background

Kisah Karomah Kh. Mahrus Ali Dan Kh. Marzuqi Dahlan

Kisah Keistimewaan Membaca Shalawat Nabi