Kisah Nabi Khidir Menjadi Hakim
Diriwayatkan oleh Saif dalam kitab Al-Futuh, bahwa satu jemaah berada bersama Saad bin Abi Waqqas, maka mereka melihat Abu Mahjan berperang, maka yang meriwayatkan ini pun menceritakan kisah Abu Mahjan secara panjang lebar. Dari kesimpulan ceritacerita mereka menyampaikan bahawa Nabi Khidir masih hidup pada zaman itu.
Berkata Abu Abdullah bin Battah: Bercerita kepada kami Syuaib bin Ahmad, yang didengarnya dari ayahnya, dari Ibrahim, bin Abdul Hamid, dari Ghalib bin Abdullah, dari Hasan Al-Bashri berkata: “Seorang lelaki berpahaman Ahlussunnah wal Jama’ah berbeda pendapat dengan seorang lelaki yang tidak berpahamam Ahlussunnah wal Jama’ah. Mereka berdebat mengkaji dilema qadar. Mereka berdebat di tengah-tengah perjalanan. Masing-masing dari mereka mempertahankan pendapatnya dan berbantah-bantahan dengan bunyi keras tetapi karenanya mereka sepakat, siapa yang duluan tiba ke daerah mereka berhujah itu akan diangkat sebagai hakim di antara mereka.
Tidak usang kemudian, muncullah seorang lelaki yang memikul barang sedangkan rambut dan pakaiannya lusuh dan jalannya memperlihatkan seperti beliau sudah kecapaian. Mereka berkata kepada lelaki itu: “Tadi kami berdebat perihal qadar dan masing-masing dari kami memperlihatkan hujah dan dalilnya tetapi tidak tahu siapa di antara kami yang benar. Kami sudah sama-sama setuju bahwa siapapun orang yang mula-mula tiba ke daerah ini maka akan kami angkat sebagai hakim. Maka kini kami minta tolong kepada tuan untuk menghakimi kami”. Lelaki itu meletakkan barangnya lalu duduk. Setelah istirahat sejenak dan nafasnya sudah mulai tenang, beliau berkata: “Kalau begitu duduklah kau disini”. Kemudian lelaki itu menghakimi mereka secara bijaksana. Menurut Hasan Al-Bashri lelaki yang mengadili mereka itu ialah Nabi Khidir.
Wallahu A’lam
Oleh : Syaikh Ibnu Hajar Al-Asqalani
Comments
Post a Comment